Inilah usaha yang kami tempuh ketika salah satu siswa tidak masuk sekolah selama beberapa hari tanpa keterangan: berkunjung ke rumahnya! Ketidakhadiran biasanya didasari oleh tiga alasan: sakit, izin dan alpha/tanpa keterangan. Dari ketiga alasan itu tentu saja tanpa keterangan adalah alasan yang paling tidak jelas, karena ketidakjelasan alasan itulah disebut tanpa keterangan. Tapi tanpa keterangan bisa berarti sakit, izin karena keperluan atau sengaja bolos. Hal inilah yang harus dipastikan ketika ketidakpastian meliputi alasan ketidakhadiran siswa.
Dalam beberapa kasus, ketidakhadiran tanpa keterangan ini ternyata adalah sakit dan tidak/belum membuat surat izin pada hari H, dan baru memberi keterangan pada hari berikutnya. Hal ini dikarenakan beberapa siswa lokasi rumahnya jauh dari sekolah dan sarana jalan yang belum memadai sehingga kasus seperti ini menjadi permakluman bagi sekolah. Untuk memastikannya jika tidak bisa mendapat informasi dari sarana komunikasi maka satu-satunya jalan adalah mengunjungi rumahnya.
Seperti yang terjadi kali ini, seorang siswa dari dusun Kutugan yang nun jauh di atas ketinggian tidak hadir selama beberapa hari, wali kelas berinisiatif untuk mengecek kepastian statusnya. Perjalanan dari sekolah sampai ke Kutugan bukan perjalanan yang mudah karena melewati jalan terjal yang sebagaian besar sudah rusak dengan tanjakan-tanjakan curam bersudut 45 derajat. Jalur berat itu tentu ringan saja bagi para siswa yang rumahnya memang disana, bukan karena memang ringan tapi karena sudah kebiasaan sehingga menjadi terasa ringan. Bagi kami yang hanya sesekali menyambanginya, sungguh tetap menjadi perjuangan yang berat, bahkan motor harus diistirahatkan beberapa saat di tanjakan-tanjakan ekstrim karena macet. Dalam perjalanan itu kami seakan bisa merasakan perjuangan para siswa yang rumahnya di lereng pegunungan untuk berangkat dan pulang sekolah: begitu jauh dan pasti melelahkan.
Ketika kami akhirnya sampai di rumah yang dimaksud, di ujung desa di puncak pegununungan itu, alhamdulillah bisa bertemu dengan keluarganya. Dialog dalam ketidakpastian sekaligus kekhawatiran menjadi dominan ketika mengetahui siswa ini ternyata dari rumah ijin berangkat sekolah, tapi tidak sampai ke sekolah, kemana gerangan? Di pedusunan yang memencil di ketinggian apakah ada tempat alternatif yang disukai anak-anak usia tanggung untuk lari dari keasyikan pada pelajaran sekolah?
Inilah sebagian saja misteri kecil ketidakhadiran dari banyak momen penuh perjuangan di sekolah dengan lokasi spesial seperti sekolah kami. Akhirnya kambali menjadi pemikiran bersama: keluarga dan sekolah, apa yang harus dilakukan kapada anak ini? usaha apa lagi yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan satu generasi ini dari kegagalan menjalankan amanat wajib belajar 9 tahun?
???
0 Response to "Ketika Anak Didik Tidak Masuk Tanpa Keterangan"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar Anda yang santun sebagai tanda mata persinggahan Anda, terimakasih